Kesehatan

Unik

Teknologi

Kriminal

News

Peristiwa

Tribunnews.com, Jakarta - Arnold Purba, ‎pengacara terpidana mati yang akan segera dieksekusi, Sylvester Obiekwe Nwolise, Sabtu (7/3/2015) mendatangi Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Pria berkepal plontos tersebut bertemu kliennya di LP Batu, salah satu dari tujuh penjara yang berada di pulau Nusakambangan.

Menurut Arnold saat menemui pria berkewarganegaraan Nigeria tersebut, dirinya membawa satu dus kue Donat. Kue tersebut dimakan saat berbincang dengan Sylvester mengenai gugatan yang dilayangkan kepada presiden Joko Widodo, terkait penolakan grasi yang dikeluarkan Februari lalu.
"Tadi saya bawakan donat, dan kita makan sambil ngobrol. Dimakannya dengan lahap" ujar Arnold.
Saat berbincang, Sylvester tampak baik-baik saja. Meski menginginkan hukumannya berubah, namun Sylvester tidak tampak muram atau sedih.

"Biasa saja, baik-baik saja, saya berbincang santai selama dua jam," katanya.
Lanjut Arnold, tidak ada penampilan khusus dari Sylvester saat bertemu di ruangan khusus tersebut. Sylvester tidak mengenakan baju tahanan melainkan hanya mengenakan baju Kaos dan celana pendek.
"Pertemuan tadi bukan di ruang besuk, dan Sylvester tampak santai," katanya.
Tidak ada pengamanan ketat menjelang eksekusi tahap dua terhadap terpidana mati, yang mana Sylvester masuk daftar di dalamnya. Arnold mengatakan penjagaan hanya dilakukan oleh beberapa orang sipir, seperti yang terjadi di penjara pada umumnya.
"Tidak ketat, saya ngobrol sampai dua jam dengan santai, malahan kita berteriakasih kepada kepala Lapas," ungkapnya.

Masuk Daftar Eksekusi Mati Tahap Dua, Sylvester Jarang Dijenguk
Berdasarkan Informasi Sylvester telah 11 tahun mendekam di penjara Alcatraz-nya Indonesia tersebut. Meski ditahan di penjara super ketat, ternyata Sylvester selalu dikunjungi keluarganya.
Menurut salah seorang sumber Tribunnews, sebelum dipindahkan ke LP Batu, Sylvester mendekam di LP Pasir Putih Nusakambangan. Di penjara tersebutlah Sylvester sering dikunjungi istri dan ke dua anaknya.
"Dulu sering dikunjungi Fatimah, istrinya. Biasanya datang bersama dua orang anaknya," ujarnya.
Hampir setiap hari besuk, Sylvester dikunjungi. Setiap LP di Nusakambangan memiliki hari besuk berbeda. Dari tujuh LP di Nusakambang ada yang menerapkan hari besuk Senin dan Rabu, dan ada yang menerapkan Selasa dan Kamis.

Sylvester menurut Sumber tersebut, kerap dikunjungi pada Selasa dan Kamis.
Hanya saja menurutnya, semenjak masuk dalam daftar terpidana yang akan segera dieksekusi, Istrinya tersebut Jarang terlihat mengunjungi Sylvester.
"Semenjak masuk dalam daftar orang yang masuk dalam eksekusi tahap dua, Istrinya jarang lagi terlihat," katanya.

Tribunnews sempat melihat Fatimah , saat hendak bertemu Sylvester, Jumat kemarin. Tidak jelas wajah serta raut muka Fatimah saat keluar dari dermaga Wijaya Pura, lantaran wajahnya ditutup masker. Hanya saja saat berkunjung ke Nusakambangan, Fatimah yang tertutup kepada media hanya ditemani kerbatnya dan tidak tampak anak yang menemaninya.

Sylvester merupakan pemain lama dalam perdagangan Narkoba di Indonesia. Sejak ditangkap pertama kali di Bandara Soekarno Hatta 2002 silam karena menyelundupkan heroin seberat 1,2 Kg, Sylvester kerap bolak-balik diperiksa penyidik kepolisian dan Badan Nasional Narkotika, karena tetap mengendalikan perdagangan Narkoba dari dalam penjara.

Sylvester divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Tangerang pada 1 September 2004. Putusan tersebut kemudian diperkuat oleh Pengadilan Tinggi Banten pada 2 November 2004 dan Kasasi Mahkamah Agung pada 10 Desember 2005. Upaya PK yang diajukan pun kembali ditolak MA. Upaya hukum terkahir yaitu Grasi telah ditolak oleh presiden Jokowi pada 5 Februari 2015 melalui Keppres Nomor 11/G Tahun 2015.

Sumber : Tribunnews.com


About Mirror Misteri Horor

Menyajikan berita terbaru dari mancanegara hingga internasional. Politik, Hukum, Kriminal, Olahraga, Kesehatan, Gaya Hidup, Tragedi, Bencana Alam dan Unik
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment


Top