Kesehatan

Unik

Teknologi

Kriminal

News

Peristiwa

Angeline diambil dari pelukan ibu kandungnya, Amidah, sejak usianya menginjak 3 hari. Bocah berparas ayu tersebut lalu dibesarkan sebagai anak angkat oleh Margriet Megawe.

Namun nasib tragis menimpa bocah itu. 3 hari menjelang ulang tahunnya yang ke-9, dia menghilang. Dan 3 pekan kemudian ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di kediaman ibu angkatnya di Jalan Sedap Malam Nomor 26 Sanur, Bali.

Sebuah boneka dalam pelukan, kain kemben merah motif bunga, serta seutas tali ditemukan bersama jenazahnya yang dibungkus seprai putih pada 10 Juni 2015.

Tak ada yang menyangka gadis yang dilaporkan hilang oleh ibu angkatnya sendiri pada 16 Mei 2015 lalu ternyata tak kemana-mana. Jasadnya dimakamkan di antara 2 pohon pisang dan di samping kandang ayam di rumah tersebut.

Kecurigaan mengarah pada sosok Margaretha Megawe, sang ibu angkat. Namun Kepala Kepolisian Resor Kota Denpasar, Bali, Kombes Pol Anak Agung Made Sudana menyatakan, Margriet Megawe tidak terlibat pembunuhan yang menewaskan Angeline.

"Tidak ada keterlibatan ibunya (Margriet). Tidak terlibat," kata Sudana di Mapolresta Denpasar, Bali.

Sementara ini, polisi baru menetapkan 1 tersangka yakni Agus (25) yang merupakan pekerja rumah tangga di rumah Margriet.

Berikut rangkaian waktu peristiwa kasus ini sejak Angeline dinyatakan hilang hingga ditemukan tak bernyawa yang Liputan6.com himpun pada Kamis (11/6/2015):

16-19 Mei 2015

Angeline terakhir kali terlihat di halaman rumahnya pada 16 Mei 2015, sekitar pukul 14.30 WITA. Dan sekitar 30 menit kemudian, ibu angkatnya mencari bocah tersebut. Namun Angeline tak kunjung ditemukan.

Hingga pukul 18.00 WITA, kakak angkat Angeline akhirnya memutuskan untuk melaporkannya ke polisi.

Hari berganti. 17 Mei 2015, kakak angkat Angeline membuat fanpage di Facebook, 'Find Angeline-Bali's Missing Child'. Lalu pada 18 Mei 2015, kepolisian memulai pencariannya.

Saat itu pencarian juga difokuskan pada kedua orangtua kandung Angeline yang ternyata berada di Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam proses itu terungkap, bocah tersebut tak tahu bahwa orangtua kandungnya adalah sosok lain yang tak pernah ditemuinya.

Pencarian dilanjutkan menggunakan anjing pelacak (K-9) dari Polda Bali pada 19 Mei 2015. Namun baru beberapa meter dari rumah tersebut, anjing pelacak hanya berputar-putar. Hasilnya masih nihil.

24 Mei-6 Juni 2015

Pada 24 Mei 2015, Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Arist Merdeka Sirait mendatangi kediaman keluarga angkat Angeline. Setelah disambangi, rumah tersebut dinyatakan tak layak huni.

Hal ini pun membuat ibu angkat Angeline tersinggung. Lalu pada 1 Juni 2015, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar mendatangi rumah Angeline. Namun diusir oleh ibu angkat Angeline.

2 Juni 2015, kepolisian masih melakukan pencarian di rumah tersebut. Setiap sudut diperiksa. Namun masih nihil.

5 Juni 2015, Menteri MenPAN RB Yuddy Chrisnandi mendatangi kediaman Margriet. Namun dia tak berhasil memasuki rumah tersebut. Kehadirannya ditolak oleh satpam sewaan keluarga.

6 Juni 2015, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise mendatangi rumah Margaretha. Namun nasibnya sama seperti Menteri Yuddy. Yohana pun tak bisa menemui keluarga angkat Angeline tersebut.

9 Juni 2015, beberapa guru dan wali kelas 2B SDN 12 Sanur, tempat Angeline sekolah, mendatangi rumah tersebut dan menggelar sembahyang. Wali kelas Angeline, Putu Sri Wijayanti mengungkapkan, saat sembahyang guru-guru mendengar suara lirih khas Angeline memanggil, "Maaaa".

10 Juni 2015

Pukul 11.30 WITA, kepolisian menemukan Angeline terkubur di dekat kandang ayam di halaman belakang kediaman keluarga angkatnya.

"Setelah dicium bau busuk yang menyengat dan setelah digali setengah meter, menemukan ada bungkusan dengan kain, di dalamnya ada jenazah manusia," kata Kapolda Bali Irjen Pol Ronny Franky Sompie kala itu.

Pada tubuh Angeline ditemukan luka-luka kekerasan berupa memar pada wajah, leher, serta anggota gerak atas dan bawah. Sementara di punggung kanan ditemukan luka sundutan rokok.

Sebab kematian dipastikan luka kekerasan benda tumpul di kepala. Tersangkanya diduga, Agus (25) yang merupakan pekerja rumah tangga di rumah Margriet.

Agus mulai bekerja di keluarga Angeline pada awal Mei 2015. Namun pada 24 Mei 2015, dia dipecat karena rumah berantakan saat didatangi Komnas PA. Kini dia terancam hukuman 15 tahun penjara.

11 Juni 2015

Prarekonstruksi atau reka ulang pembunuhan Angeline dilakukan di rumah itu. Sekitar 18 adegan diperagakan tersangka pembunuh Angeline, Agus Tae.

Selain itu, ibu angkat Angeline, Margriet Megawe juga dites kejiwaan oleh psikiater yang ditunjuk Polresta Denpasar yaitu Lely Setyawaty.

Hasilnya, Margriet Magawe merupakan psikopat, seseorang yang karena kelainan jiwa menunjukkan perilaku yang menyimpang.

"Ibu Margriet terbukti seorang psikopat. Keterangan lengkapnya biar pihak kepolisian yang menyampaikan ya," kata Lely

Sumber : Liputan6.com

About Unknown

Menyajikan berita terbaru dari mancanegara hingga internasional. Politik, Hukum, Kriminal, Olahraga, Kesehatan, Gaya Hidup, Tragedi, Bencana Alam dan Unik
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment


Top